Kaos Dakwah – Kun Fayakun “Be! and It Is.”

Faedah Surat Yasin: Kun Fayakun

Apa yang Allah kehendaki pasti terjadi. Allah menciptakan segala sesuatu dengan kun, maka jadilah.
Allah Ta’ala berfirman,
أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81) إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82) فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
Dan tidaklah Rabb yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Yasin: 81-83)
Kaos Dakwah – Kun Fayakun “Be! and It Is.”
Kaos Dakwah – Kun Fayakun “Be! and It Is.”

Faedah dari Ayat

1- Menciptakan langit dan bumi itu lebih besar daripada menciptakan manusia yang lemah. Jika menciptakan langit saja mudah bagi Allah, apalagi menciptakan manusia.
Hal ini juga yang ditegaskan dalam ayat lain,
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا (27) رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا (28)
Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.” (QS. An-Nazi’at: 27-28)
2- Allah itu Maha Pencipta, mampu menciptakan segala sesuatu.
3- Allah menciptakan segala apa yang ia kehendaki dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, juga Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.
4- Allah menciptakan segala sesuatu dengan kalimat “kun” (jadilah), maka jadilah sesuatu sesuai kehendak Allah.
5- Bagaimana mungkin Allah memiliki sekutu? Sedangkan Allah yang merajai segala sesuatu, juga semuanya akan kembali pada Allah dan dihisab oleh-Nya pada hari kiamat.
Semoga bermanfaat.

Referensi:

At-Tashil li Ta’wil At-Tanzil – Tafsir Juz Yasin. Syaikh Musthafa Al-‘Adawi. Penerbit Maktabah Makkah. hlm. 138-139.

Dalam al-Qur’an, Allah berfirman: “Inama Amruhu Idza Arada Sya’ian An Yaqula Lahu Kun Fayakun” (Surah Yasin: ayat 82)
Dari Tafsir Ibnu Katsir : Yakni sesungguhnya Allah memerintahkan kepada sesuatu hanya dengan satu perintah, tidak perlu diulang atau ditegaskan. (Tafsir Ibnu Katsir )
Seperti apa yang dipelajari dari Kitab-kitab Tauhid yang Muktabar, mengenai Allah itu bersifat Kalam, diketahui bahawa Allah Taala itu berkata-kata dengan tidak berhuruf dan tidak bersuara.
MUSTAHIL bagi Allah Taala BERKATA-KATA MENYEBUT “Kun Fayakun”.
Maha Suci Allah dari berkata-kata sesuatu yang menyerupai kata-kata manusia.
Dinyatakan di dalam Kitab AsySyarhul Qawwim Fi Halli Al-Fazi Assiratil Mustaqim, bagi Asy-Syaikh Abdullah Al-Harari Al-Ma’ruf Bil Habasiyyi, m/s 141 :
Dan, hanya sesungguhnya makna ini ayat bahawa, Allah Taala mengadakan segala benda dengan ketiadaan penat, dan kesusahan, dan dengan ketiadaan halangan dari seseorang kepada Allah.
Iaitu, sesungguhnya Allah Taala menjadikan akan benda-benda yang Dia kehendaki, bahawa Dia jadikan akan benda itu dengan bersegera, lagi dengan ketiadaan terlewat, daripada waktu yang Dia kehendaki adanya benda itu, pada waktu tertentu itu.
Maka adapun, makna,
Ertinya, “Jadilah, maka jadilah ia.”
Ia menunjukkan di atas segera mengadakan.
Kemudian, adalah perkataan, “Kun” itu bahasa ‘Arab. Sedangkan Allah Taala itu, telah ada sebelum adanya bahasa-bahasa makhluq semuanya. Dan, Allah Taala telah ada sebelum adanya berbagai-bagai bangsa makhluq.
Dan, demi sesungguhnya, berkatalah Qaum Ahlus Sunnah Wal Jamaah (Al-Asya’irah), “Kalaulah ada Allah Taala itu berkata-kata dengan huruf dan suara, nescaya Allah Taala berlaku di atasnya segala sifat-sifat kemakhluqan, seperti bergerak, dan diam, dan sejuk, dan kering, dan berwarna-warni, dan ada bauan tertentu, dan rasa tertentu, dan lain-lain lagi. Sedangkan, ini semua adalah Mustahil bagi Allah.”
Dan, bermula Allah Taala menjadikan sebahagian daripada ‘Alam atau Makhluq itu bergerak-gerak pada satu ketika, dan diam pada satu ketika, mereka itulah manusia dan jin dan malaikat, dan angin, dan cahaya, dan gelap, dan bayang-bayang.
Sedangkan Allah Taala, langsung tidak menyerupai akan sesuatu pun daripada ini ‘Alam atau makhluq kesemuanya.
Wallahu a’lam

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post